![]() |
Salah satu narasumber saat menyampaikan materinya |
Daily Lombok Utara - Forum Pengurangan Risiko Bencana (F-PRB) Kabupaten Lombok Utara (KLU) melakukan penyusunan bahan ajar Literasi Kebencanaan untuk sekolah-sekolah di KLU. Hal ini guna menanamkan konsep mitigasi bencana kepada masyarakat KLU tak terlepas juga dari bangku sekolah. Kegiatan ini dilakukan F-PRB KLU bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KLU dan Dinas Pendidikan yanh dilaksanakan selama dua hari di Tanjung, Selasa (26/8/2025).
Ditemui di lokasi kegiatan, Ketua F-PRB KLU Budiawan menyatakan, penyusunan bahan ajar ini guna mendorong mitigasi bencana dapat menjadi materi yang diterapkan secara reguler di sekolah guna meningkatkan kesiapsiagaan bencana kepada siswa.
"Kita lakukan ini sebagai bentuk pengurangan risiko ketika terjadi bencana. Jadi, anak-anak kita di sekolah dapat memahami bagaimana mitigasi sejak dini," kata Budiawan.
Ia melanjutkan, sejatinya belum disepakati apakah bahan ajar ini (Literasi Kebencanaan) akan menjadi salah satu mata pelajaran muatan lokal, kokurikuler (disebut P5 pada kurikulum Merdeka), atau menjadi ekstrakurikuler. Intinya, bahan ajar ini mesti tersampaikan dengan baik kepada siswa.
"Kita belum sepakati konsepnya nanti akan menjadi muatan lokal, kokurikuler atau ekstrakurikuler di sekolah. Besok diskusinya dan akan kita sepakati. Bagi kami, yang terpenting materi Literasi Kebencanaan ini dapat disosialisasikan dengan baik kepada siswa," terang Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKAD) KLU tersebut.
Ia mengungkapkan, penyusunan bahan ajar Literasi Kebencanaan ini merupakan bagian dari roadmap kerja F-PRB KLU pada periodenya. Karena hal tersebut, lanjut Budiawan, penyusunan bahan ajar ini menjadi prioritas. Di samping itu, KLU juga merupakan daerah yang cukup rawan terhadap bencana alam.
"KLU merupakan daerah rawan bencana, oleh karenanya kita mesti menanamkan konsep mitigasi sejak dini. Itulah mengapa penyusunan bahan ajar Literasi Kebancanaan menjadi salah satu dari roadmap kerja kami," pungkasnya.
![]() |
Kepala Pelaksana BPBD KLU M. Zaldy Rahadian saat menyampaikan materi |
Kepala Pelaksana BPBD KLU M. Zaldy Rahadian, mengungkapkan hal serupa saat memberikan pemaparan sebagai narasumber. Ia menjelaskan, ada 11 potensi bencana yang mungkin terjadi di KLU, oleh sebab itu penanaman konsep mitigasi mesti dilakukan secara menyeluruh termasuk di sekolah-sekolah menyasar para siswa.
"KLU memiliki 11 potensi bencana, ini mesti jadi perhatian, tidak ada yang bisa memastikan kapan, tapi BMKG sudah mengumunkan potensi tersebut. Bukan menakut-nakuti, tapi kesiapan kita dapat meminimalisir dampak buruk dari bencana," tegasnya.
Ia menegaskan, bahan ajar Literasi Kebencanaan mesti disesuaikan dengan lokus sekolah atau satuan pendidikan di masing-masing wilayah. Lantaran, 11 potensi bencana tersebut dipetakan berpotensi terjadi di wilayah yang berbeda di KLU. Misalnya saja untuk liquifaksi berpotensi terjadi di wilayah Gangga, begitu juga dengan wilayah lain dengan potensi bencana yang lain.
"11 potensi bencana ini menyebar, berbeda wilayah beda potensi, itu sebabnya di masing-masih satuan pendidikan penyusunan bahan ajarnya berdasarkan potensi bencana di wilayah masing-masing," katanya.
Penyusunan bahan ajar Literasi Kebencanaan ini diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan bagi siswa maupun guru untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentignya mitigasi bencana. Berkaca dari data-data yang disampaikan pihak berwenang (BMKG) bahwa Lombok Utara merupakan daerah yang rentan dan memiliki banyak potensi bencana. (tri/daily)