Iklan

, Februari 04, 2024 WIB
Last Updated 2024-02-03T17:51:34Z
EkonomiLingkunganNasionalPariwisataPendidikan

World Clean-Up Day 2024, Sampah di Gili Trawangan Masih jadi PR Pemda KLU | Daily Lombok

Gotong-royong pembersihan sampah di kawasan Gili Trawangan

Daily Lombok Utara - Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lombok Utara (KLU) bergotong royong membersihkan sampah di Gili Trawangan, Jumat (2/2/2024). Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) atau yang lebih akrab disebut WCD (World Clean-Up Day)


Dipimpin Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter Febrianto Ridawan, ratusan orang yang terdiri dari kepala OPD, ASN, non ASN, TNI/Polri, masyarakat sekitar hingga wisatawan domestik maupun mancanegara ikut dalam kegiatan tersebut.


“Tentu ini kita harapkan sebagai kegiatan gotong royong, berpikir bagaimana seluruh pihak berkolaborasi menangani persoalan sampah, khususnya di Trawangan,” ujar Danny.


Dituturkannya, di TPST Gili Trawangan kini terdapat gunungan sampah yang butuh penanganan serius. Gunungan sampah ini berasal dari sampah yang telah menumpuk selama bertahun-tahun. Sebab itu, perlu kolaborasi untuk menemukan formula menuntaskan persoalan sampah tersebut.


“Tidak hanya di Trawangan, tapi juga Air dan Meno,” sambungnya.


“Mudahan kedepannya penanganan sampah di Trawangan ini  bisa dimaksimalkan lebih baik lagi,” imbuhnya.


Diskusi penanganan sampah di Gili Trawangan

Berbicara soal penanganan sampah harian, dirinya meminta warga dan pengusaha melakukan pemilahan sampah dari sumbernya. Artinya, dipisahkan antaran sampah organik dan non organik sebelum dibuang. 


“Makanya sekarang bagaimana kita berkomitmen memilah dan memilih, jadi supaya tidak ada sampah yang numpuk seperti ini, mudahan residunya saja yang tersisa,” terangnya. 


Terkait penanganan sampah ini, Danny mengaku hal. ini masih didiskusikan bersama seluruh stakeholder.  Apakah diangkut bertahap keluar dari TPST Trawangan. Sementara ini, dirinya berharap penanganan sampah di Trawangan bisa dituntaskan dengan pola pemilahan.


“Saya harapkan seluruh pihak agar sama-sama menyelesaikan persoalan sampah ini,” tandasnya.


Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kawasan Pemukiman (DLHKP) Rusdianto menjelaskan, kemampuan pemerintah dalam mengatasi sampah di pulau sangat terbatas. Maka dibutuhkan rumusan dan kajian dari para ahli untuk mendapatkan formula yang pas.


Saat ini untuk mengatasi persoalan pemerintah mengandeng KSM yang membawa sampah dari depan ke belakang (kawasan gili Trawangan). Tentu perkara ini disebutnya belum bisa mengatasi persoalan gunungan sampah di pulau.


Nampak beberapa pejabat Pemda KLU terlibat dalam aksi bersih-bersih kawasan gioi Trawangan

"Kita mengajak semua masyarakat untuk bergerak dan memikirkan apa yang bisa kita diperbuat. Selama ini kita gandeng KSM, sehingga ke depan apakah kita akan tambah kelompok baru atau bagaimana, supaya timbunan sampah harian bisa diselesaikan karena kalau tidak selesai ini (TPST, Red) menjadi beban," jelasnya.


Volume sampah di pulau tersohor dunia ini, lanjut Rusdianto, cukup tinggi ketika high season beban sampah tembus diangka 18 ton kendati ketika hari biasa volume sampah berada dikisaran tujuh sampai delapan ton. Hal ini menjadi pelik ketika kemampuan memilah dan mengelola sampah yang bisa dimanfaatkan ulang hanya sekitar dua sampai tiga persen dari total volume sampah. 


"Dari jumlah total sampah itu kemampuan memilah dan mengelola kita hanya sekitar dua sampai tiga persen, karena belum optimal, ini jadi PR kami sambil cari formula, apa yang pas kita bawa ke pinggir (darat) residunya atau seperti apa," pungkasnya. (tri/daily)

Terkini