Iklan

, Februari 22, 2023 WIB
Last Updated 2023-02-22T03:46:47Z
LingkunganNasionalPendidikanSeni Budaya

PAUD Sandre Ceria, Fasilitas Minimal namun Prestasi Besar, Pemda Perlu Turun Tangan | Daily Lombok

Proses belajar mengajar di PAUD Sandre Ceria

Daily Lombok Utara - Berdiri sejak Tahun 2010 lalu, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sandre Ceria yang berada di Dusun Sandre, Desa Santong, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara (KLU) masih beroperasi hingga saat ini, meskipun dengan kondisi setengah nafas. Pasalnya untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari, PAUD yang berusia 13 tahun ini kerap mengandalkan kantong pribadi pengelola dan swadaya masyarakat. 


Bukan tanpa sebab mereka masih berjalan meski dengan merangkak. Salah satunya adalah faktor prestasi yang diraih siswa-siswa lulusan PAUD ini yang dianggap mendominasi prestasi peringkat juara di sekolah dasar. 


"Rata-rata murid binaan kami, yang lulus dari sini mereka berprestasi dan mendapatkan juara di SD atau MI, beberapa kepala sekolah SD tempat mereka melanjutkan mengatakan  demikian," ujar Kepala PAUD Sandre Ceria, Saraswatun, Selasa (21/2/2023). 


Bukan hanya itu, pada tahun lalu (2022) PAUD Sandre Ceria menerima dua penghargaan sekaligus dari Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) pada peringatan HUT NTB Tahun 2022. PAUD Sandre Ceria menerima penghargaan sebagai Peringkat Satu PAUD Holistik Integratif (HI) Berkualitas di NTB, dan Kepala PAUD Sandre Ceria, Saraswatun, menerima penghargaan sebagai Guru Inspiratif PAUD HI dari Lombok Utara. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Bunda PAUD Provinsi NTB Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah. 


"Tahun kemarin alhamdulillah, kami menerima dua penghargaan itu," ujar Saraswatun, sambil memperlihatkan tropi dan piagamnya. 


PAUD yang telah mewisuda sekitar 200 peserta didik ini nampak memprihatinkan. Pasalnya, mereka hanya memiliki satu ruangan kecil berukuran 4x6 meter, yang disekat menjadi dua kelas kecil. Dua ruangan tersebut kemudian menjadi tempat belajar, tempat menyimpan media pembelajaran, sekaligus menjadi ruang guru dan kepala sekolah. Prestasi tingkat provinsi namun fasilitas kurang memadai. 


Kepala Bidang PAUD dan PNF Dikbudpora KLU Efendi

Berlokasi di atas tanah seluas 3 are, PAUD Sandre Ceria memiliki fasilitas bermain yang buruk, seperti ayunan yang besinya sudah reot, dan terkelupas, seluncuran yang sudah lusuh tidak layak pakai. Oleh karena kekurangan-kekurangan tersebut, peserta didik kerap melakukan proses belajar di teras atau pekarangan PAUD tersebut. 


"Kalau hujan, kita tidak bisa belajar, karena spandeks ini ribut. Siswa tidak mendengar apa yang guru sampaikan. Karena gedung tempat kami belajar ini lebih tepat dikatakan semacam Huntara, atau RTG," urainya miris. 


Ditemui di ruang kerjanya, Kepala Bidang PAUD dan PNF, Dinas Pendidikan, Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) KLU Efendi mengungkapkan, semua PAUD di Lombok Utara diperlakukan sama, tidak ada yang dianaktirikan, ketika mereka secara reguler memperbarui data di Dapodik, maka mereka akan menerima BOP dari pemerintah pusat. 


"Tidak ada yang dianaktirikan, kalau sudah rajin update Dapodik, pasti dapat BOP dari pusat," jelas Efendi. 


Ia jiga menjelaskan beberapa syarat mendasar agar PAUD layak dikomodir, seperti ketersediaan lahan minimal 3 are, dan terakreditasi B. Menurutnya, pihak Pemda KLU tidak tutup mata. Lagipula, ada kebijakan pemerintah agar PAUD juga dianggarkan dari Dana Desa. 


"Kita tidak tutup mata, pemerintah melalui Dana Desa juga memperbolehkan agar PAUD-PAUD yang ada di desa mengakses anggaran dari sana. Jadi, untuk para keplaa desa juga mohon dimengerti," kata Efendi.


Ia menambahkan, agar PAUD Sandre Ceria bisa mengirimkan data-data kebutuhannya kepada pihak Dikbudpora KLU dalam bentuk pengajuan proposal, sehingga dapat dianggarkan untuk sarana dan prasarana pada anggaran perubahan tahun ini. 


"Kirim saja proposalnya, nanti kita usahakan di anggarab perubahan, karena pada anggaran murni sudah tidak bisa," tambahnya. 


Mnanggapi hal tersebut, kembali, Saraswatun menceritakan bahwa dana BOP yang diterimanya rata-rata berjumlah sekitar Rp 19 juta per tahun. Dana tersebut dirasa cukup kecil untuk memenuhi kebutuhan operasional. Terutama untuk kesejahteraan guru, dan sarana lainnya. 


Piagam dan tropi yang diterima PAUD Sandre Ceria dari pemerintah Provinsi NTB

"Hanya Rp 19 juta setahun, untuk honor guru sejumlah Rp 1.700.000 itu untuk 4 orang, sisanya memenuhi kebutuhan sarana belajar. Seperti media pembelajaran dan ATK," jelasnya. 


"Sekitar Rp 35 ribu gaji guru per orang, setiap bulan. Untuk Dapodik kami tetap memperbarui data setiap semester," tambahnya. 


Sementara itu, mengenai dana dari pihak desa, Saraswatun mengaku, belum pernah mendapatkan pengalokasian dana. Ia menjelaskan, pihak desa Santong masih belum memahami regulasi yang dinyatakan dalam perundang-undangan. 


"Mereka masih belum paham, mereka mau memberikan anggaran jika PAUD ini dinyatakan sebagai milik desa. Bukan PAUD yang berdiri di desa itu. Padahal peraturannya jelas PAUD yang berdiri di desa dapat dianggarkan melalui Dana Desa, bukan berarti PAUD itu harus milik desa," terang Saraswatun. 


Akhirnya, dengan perbedaan pemahaman tersebut PAUD Sandre Ceria, belum pernah mendapatkan anggaran operasional dari desa Santong. Ia berharap, setidaknya nasib dan kesejahteraan guru, dapat disentuh oleh pihak pemdes. 


"Minimal ada tambahanlah untuk guru-guru kami di sini, sehingga ada semangat lebih bagi mereka," ungkapnya. 


Akibat faktor kesejahteraan itu pula, beberapa guru yang mengajar di PAUD Sandre Ceria kemudian mengundurkan diri. Dari tujuh guru yang awalnya mengajar di sana kini tinggal empat guru yang masih bertahan mengabdikan diri.


"Guru PAUD itu berbeda. Butuh ketulusan dan kekuatan hati, kita mengurus anak mulai dari kebutuhan-kebutuhan kecil anak, bahkan seperti membersihkan ingus, atau kotoran anak," terangnya. 


Saraswatun menjelaskan, PAUD HI lebih kompleks dari PAID Konvensional. Pasalnya, kegiatan di PAUD HI bukan semata-mata mendidik dan memberi pelajaran saja. Ada lima hal yang harus berjalan bersama dengan pendidikan, di antaranya kesehatan, gizi anak, perlindungan, pengasuhan, dan kesejahteraan anak. Oleh karenanya, penyelenggaraan pendidikan pada PAUD HI membutuhkan perhatian lebih. (tri/daily)

Terkini