Iklan

Redaksi Daily Lombok
, Oktober 16, 2025 WIB
Last Updated 2025-11-06T07:03:06Z
EkonomiHukrimNasionalPariwisata

Najmul Akhyar Hadiri Rapat Percepatan Investasi Provinsi NTB | Daily Lombok

Najmul Akhyar saat menghadiri rapat percepatan Investasi NTB

Daily Lombok Utara - Bupati Lombok Utara Dr. H. Najmul Akhyar, SH., MH menghadiri Rapat Percepatan Investasi Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dipimpin langsung oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr. Lalu Muhammad Iqbal bertempat di Ruang Rapat Kantor Pusat Bank NTB Syariah (16/10).Turut hadir Anggota Forkopimda Provinsi NTB, para kepala daerah se-Nusa Tenggara Barat, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu se-Nusa Tenggara Barat, serta undangan lainnya.


Dalam laporan Kepala DPMPTSP Provinsi NTB H. Irnadi Kusuma, S.STP., ME, menuturkan bahwa potensi investasi di Nusa Tenggara Barat sangat besar, dari berbagai sektor seperti pariwisata, pertanian, tambang serta sektor lainnya.


“Target investasi di Nusa Tenggara Barat sekitar 61,9 triliun, pada triwulan ketiga terealisasi sebanyak 80,2 persen,”katanya.


Irnadi juga menjelaskan tiga kabupaten/kota di NTB sebagai penyumbang realisasi terbesar yaitu Kabupaten Sumbawa Barat sebesar 36,3 Triliun, Kabupaten Lombok Tengah sebesar 5,5 Triliun dan Kota Mataram sebesar 1,6 Triliun. 


“Adapun tiga daerah dengan serapan realisasi investasi terendah yakni Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Lombok Timur,”katanya.


Permasalahan investasi di ketiga gili terhambat disebabkan status Gili Tramena yang masih menjadi kawasan konservasi sehingga mempengaruhi investasi dan proses perizinan usaha.


“Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menyelesaikan kendala dan permasalahan dalam investasi di masing-masing daerah di NTB,”harapnya.


Sementara itu dalam arahannya Gubernur NTB Muhammad Iqbal menyampaikan bahwa Pemerintah provinsi mendorong sesegera mungkin melakukan koordinasi terkait percepatan investasi.


“Karna terkait percepatan investasi, provinsi tidak bisa berdiri sendiri namun membutuhkan kerjasama antar kabupaten dan kota di NTB,”katanya.


Lebih lanjut kata M. Iqbal dengan sistem yang ada sekarang menjadikan proses investasi dapat dipersingkat, secara akumulatif melalui angka Provinsi NTB telah menyentuh angka realisasi sebanyak 80 persen, namun hal tersebut hanya terealisasi di bidang tambang.


Jika hanya mengejar perspektif angka bukan merupakan hal yang sulit, namun Pemprov tidak boleh terbuai akan hal itu, karena dampak yang diberikan tidak nyata bagi daya beli masyarakat, namun berbeda dengan sektor pariwisata dan pertanian yang mampu memberikan dampak nyata dirasakan langsung oleh masyarakat.


“Sektor tambang juga tak kalah penting karena dapat memberikan royalti dan menjadi penyumbang bagi PAD daerah, namun kita perlu mulai memberikan perhatian pada sektor non tambang seperti pertanian dan pariwisata,”katanya.


Gubernur M.Iqbal menjelaskan terdapat tiga isu utama keluhan investor, yaitu kepastian hukum termasuk status tanah, isu sosial yaitu perlu adanya persiapan sosial karena setiap investasi membutuhkan rekayasa sosial, serta isu perizinan.


“Saya menyarankan kepada daerah agar perizinan perlu dipercepat dengan cara proaktif untuk mempermudah investasi di wilayah masing-masing,”pintanya.


Sikap proaktif yang dapat dilakukan juga dengan mempersiapkan infrastruktur, mulai dari jalan, pengelolaan sampah, air dan sebagainya.


“Pada umumnya investor tidak memikirkan ekosistem dan hal tersebut lah yang perlu kita pikirkan sehingga para investor merasa nyaman dengan investasinya, serta infrastruktur mengikuti perkembangan investasinya,”tandas Iqbal.


Sementara itu Bupati Najmul memaparkan kondisi investasi di KLU, dimana nilai investasi di KLU mencapai 7,654 Triliun, untuk itu Pemda KLU terus mencari peluang investasi melalui pola kerjasama ekspor impor.


“Beberapa hari yang lalu KLU telah menyelenggarakan beberapa kegiatan yang mendukung proses ekspor dan impor diantaranya business matching yang telah berhasil menghasilkan 11,6 milyar, expo global event North Lombok, serta pelepasan ekspor cengkeh ke pasar internasional,” jelasnya.


Selain itu juga Pemda melepas salah satu petani kurma untuk ikut serta pada pameran kurma yang diselenggarakan di Abu Dhabi, yang diharapkan mampu memberikan peluang investasi baru bagi Lombok Utara.


Bupati Najmul juga menjelaskan bahwa investasi yang memiliki potensi besar ada di sektor pariwisata, namun dikarenakan permasalahan status kawasan Gili Tramena menjadi kendala investasi di sektor tersebut.


“Puluhan tahun kawasan Gili sebagai daerah pariwisata, namun sejak keluarnya peraturan yang merubah status kawasan Gili menjadi kawasan konservasi menyebabkan banyak permasalahan dalam pengambilan keputusan dan investasi,”ungkapnya.


Bupati Najmul juga berharap dengan adanya kegiatan percepatan investasi dapat memberikan solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi Lombok Utara, sehingga investasi dapat berjalan dengan lancar dan dapat memberikan manfaat langsung bagi kemajuan Lombok Utara.(tri/daily)

Terkini