Iklan

Redaksi Daily Lombok
, Juli 22, 2025 WIB
Last Updated 2025-07-22T08:19:56Z
HukrimLingkunganNasionalPariwisataPendidikanPolitik

Inovasi Cegah Komplikasi Penyakit Gula, PKM Kayangan Masifkan "Poligami" | Daily Lombok

Program "Mari Poligami" saat dilaksanakan di masyarakat


Daily Lombok Utara - "Mari Berpologami" bukan arti sesungguhnya, melainkan akronim dari "Mari Bersama Peduli Cegah Komplikasi Penyakit Gula dan Darah Tinggi" yang merupakan salah satu inovasi dari Puskesmas Kayangan, Kabupaten Lombok Utara (KLU). Program ini merupakan sosialisasi penyadaran bagi masyakat melalui berbagai staholders kesehatan guna bersama-sama melakukan pencegahan terhadap komplikasi penyakit gula dan hipertensi.


Program yang sudah berjalan selama dua tahun terakhir ini dimulai dari Focus Group Discussion (FGD) di tingkat puskesmas guna menyamakan persepsi terkait bahaya penyakit diabetes dan hipertensi. Hal ini diungkapkan Kepala Puskesmas Kayangan Sabri saat ditemui, Selasa (22/7/2025).


"Kita mulai dari FGD di tingkat puskesmas, ini untuk penyamaan persepsi terkait bahaya penyakit tersebut," kata Sabri. 


Ia menambahkan, lanjutan dari FGD tersebut kemudian menghasilkan "Pojok Pologami" yang diselenggarakan di masing-masing dusun, melalui bidan desa, pustu, posyandu dan jejaring puskesmas lainnya. 


Tujuan dari program ini adalah kesadaran masyarakat untuk rutin melakukan kontrol kesehatan (terutama kondisi kadar gula) di puskesmas. Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kondisinya dapat dilihat dari tingkat kunjungannya ke puskesmas.


Kepala Puskesmas Kayangan Sabri


"Sejak program ini berlangsung, ada peningkatan rasio kunjungan ke puskesmas (pasien penyakit gula dan hipertensi) ini adalah hal yang positif sebagai bentuk kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri dan mencegah komplikasi," ujarnya. 


Menurut data SPM tahun 2022 terdata sejumlah 1.415 kasus hipertensi dan 233 kasus diabetes. Program ini dinilai memiliki dampak yang signifikan setelah berjalan dua tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat dari penurunan angka kematian akibat penyakit gula dan hipertensi. 


"Pada tahun 2022, ada 12 kasus stroke, 22 kasus gagal jantung, dan 5 kasus ginjal kronis. Dengan adanya intervensi program poligami ini ada perubahan yang terjadi di tahun 2024 hanya terjadi satu kasus stroke, 12 gagal jantung dan nol kasus ginjal kronis," ujar Akhmad Huzaeni, Perawat Ahli Pratama pada Puskesmas Kayangan.


Akhmad menambahkan, Puskesmas Kayangan juga bekerja sama dengan Klinik Prodia Mataram guna melakukan pemeriksaan dini terhadap risiko penyakit gula dan hipertensi di wilayah Kecamatan Kayangan. 


"Kami bekerja sama dengan Prodia untuk pemeriksaan dini penyakit hipertensi, ginjal, dan diabetes. Mereka rutin melakukan pengecekan untuk diabetes militus sekali dalam tiga bulan, dan hipertensi sekali dalam enam bulan," tambah Akhmad. (tri/daily)

Terkini