Iklan

, Februari 06, 2023 WIB
Last Updated 2023-02-06T04:50:06Z
LingkunganNasionalPendidikanSeni Budaya

Bedah Buku "Memahami dan Menilai Risiko Bencana" Perkuat Literasi Kebencanaan Masyarakat | Daily Lombok

Penulis, Agus Heri Purnomo (kiri) bersama Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter FR (tengah) didampingi Kalak BPBD KLU M. Zaldy Rahadian (kanan) saat acara bedah buku

Daily Lombok Utara - Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter F.R, membuka secara resmi acara bedah buku dengan judul "Memahami dan Menilai Resiko Bencana" karya Agus Heri Purnomo bertempat di desa wisata Taman Fantasi  Telaga Wareng Pemenang Barat(5/2/2023). Hadir juga Kepala Pelaksana BPBD KLU Zaldi Rahadian, Plt. Kadis Perpustakaan dan Arsip KLU Kawit Sasmita, Ketua Bara Siaga Hadi Fatahillah, Ketua HWDI NTB Sri Sukarni, NGO Siap Siaga Anggraeni Puspitasari, dan para undangan.


Wabup Danny menyampaikan, buku memahami dan menilai resiko bencana karya Agus Heri Purnomo sendiri memiliki manfaat yang baik bagi masyarakat, buku ini bisa dijadikan bacaan dan literasi, buku  disajikan dengan lengkap baik itu data data autentik kebencanaan dan penanggulangan bencana.

 

Buku Memahami dan Menilai Resiko Bencana menjadi sarana ilmu yang baik bagi masyarakat, buku disajikan dengan lengkap dengan data data kebencanaan disertai gambaran kondisi geografis Lombok Utara.


"Buku ini berisi fakta-fakta di lapangan sehingga membuat masyarakat lebih antisipatif atau waspada terhadap bencana yang terjadi," ujarnya.


Dengan terbitnya buku ini, bisa menambah khasanah ilmu dan  bisa dibaca oleh segala usia mengingat literasi tentang kebencanaan juga penting di ajarkan pada usia dini atau sekolah dasar.


Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD KLU Zaldy Rahadian saat menjadi Keynote Speaker menuturkan menurut data BNPB di tahun 2022 di Indonesia telah terjadi 3.500 bencana, 50 persen bencana banjir.


Foto bersama usai kegiatan bedah buku

Di Lombok Utara khususnya, pernah terjadi gempa pada 5 Agustus 2018 lalu, sehingga dirinya mengimbau pada masyarakat jika  potensi-potensi keadaan alam yang tidak biasa agar lebih waspada guna kita mengantisipasi terjadinya bencana.


“Kondisi alam di Lombok Utara di saat 2018 lalu memang cukup memprihatinkan tapi tentu pemerintah serta masyarakat Lombok Utara tidak boleh tinggal diam dalam mengatasi bencana itu sendiri, ke depan Lombok Utara perlu tertata lebih baik guna kita bersama mengurangi resiko  terjadinya bencana," katanya. 


Pada kesempatan yang sama Ketua Bara Siaga Hadi Fatahillah menuturkan, bedah buku ini bisa menjadi bagian literasi yang akan di sebar luaskan kepada masyarakat.


Lombok Utara menjadi tempat yang rentan terjadinya bencana, menjadi pokok pemecahan masalah dan pemberian penanganan bencana.


“Melalui kegiatan untuk meningkatkan literasi terkait kebencanaan baik dari tingkat pemerintah maupun masyarakat dan sebagai pemberian apresiasi terhadap penulis untuk dedikasinya menuangkan isi pikiran pada buku yang dibuat," bebernya.


Lebih lanjut, kata  Hadi, Barisan Relawan Siaga Bencana (BARA SIAGA)  sendiri  banyak melakukan kegiatan Emergency Respons yang berkerjasama dengan Tim SAR dalam membantu aktivitas pertolongan  dan penanganan bencana.


Dalam pada itu Penulis Buk, Agus Heri Purnomo yang juga Pembina Bara Siaga menjelaskan bahwa buku yang ditulisnya berisi tujuh BAB yang secara substansial  bukan hanya menjelaskan konsep tentang ancaman bencana, kerentanan kapasitas dan teoritis,  namun buku tersebut juga berisi bagaimana  memahami dan menilai resiko bencana serta isinya memuat contoh kejadian bencana di masa lampau maupun secara global dan dalam konteks Indonesia.


“Buku ini sebagai cara pandang alternatif untuk membuka wawasan serta pola pikir masyarakat agar lebih waspada dalam menghadapi bencana dan tentunya buku ini juga cocok untuk menumbuhkan sifat inisiatif agar selalu menjaga dan melestarikan lingkungan," tuturnya.(tri)

Terkini