![]() |
Penanaman mangrove di Tembobor |
Daily Lombok Utara - Mangrove cukup dibutuhkan guna menahan abrasi yang kian masif di pantai-pantai seputaran wilayah Kabupaten Lombok Utara (KLU). Sebelumnya telah dilakukan penanaman 10.000 mangrove beberapa bulan lalu di sekitaran muara pantai Tembobor, desa Sigar Penjalin, Tanjung. Namun, penanaman tersebut dirasa masih kurang. Kebutuhan mangrove di kawasan muara tersebut lebih dari itu.
Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) KLU H. Nirdip mengungkapkan, hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah daerah. Selain melindungi dari ancaman abrasi, mangrove juga dapat menciptakan habitat baru bagi keanekaragaman hayati di pesisir.
![]() |
Anggota Komisi III DPRD KLU H. Nirdip |
"Ini penting, tingkat abrasi kita tinggi, mangrove yang sudah ditanam sebelumnya belum tentu selamat sampai besar, itu yang mesti ditambal. Lagipula kebutuhan mangrove di lokasi tersebut lebih dari itu," ujar Anggota DPRD KLU Fraksi Gerindra yang akrab disapa H. Jojo tersebut.
Ia menyebutkan, hutan mangrove selain menciptakan habitat baru bagi hewan, juga memiliki perspektif pariwisata yang menjanjikan. Ia melanjutkan, sudah banyak contoh seperti di Lombok Barat dan Lombok Timur yang juga memiliki hutan mangrove sebagai destinasi wisata.
"Itu nilai positifnya tinggi, bayangkan seperti di Lombok Barat juga itu punya hutan mangrove yang dikelola jadi tempat wisata. Ini pemerintah harus jeli," tambahnya saat ditemui (20/9/2025).
Dihubungi via saluran telpon, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) KLU Husnul Ahadi menjelaskan. Pemda juga tidak tinggal diam. Namun ada beberapa fokus yang menjadi prioritas mendesak. Oleh sebab itu, di anggaran perubahan tahun ini untuk penambahan mangrove belum dianggarkan. Namun, pada anggaran murni tahun 2026 kemungkinan anggaran untuk mangrove dapat direalisasikan.
"Sementara untuk perubahan belum masuk anggarannya. Mungkin nantu di murni, sementara ini kita realisasikan yang cukup mendesak dulu." kata Husnul. (tri/daily)