Iklan

Redaksi Daily Lombok
, Agustus 20, 2025 WIB
Last Updated 2025-10-21T14:05:57Z
NasionalPariwisata

Paduan Pesona Wisata Lombok Utara, Budaya dan UMKM jadi Suguhan Gili Festival 2025 | Daily Lombok

Suguhan budaya pada Gili Festival 2025

Daily Lombok Utara - Gili Festival 2025 yang berlangsung sejak 18 hingga 20 Agustus berhasil menyedot perhatian wisatawan maupun masyarakat lokal. Beragam tradisi budaya Lombok Utara hingga pameran produk UMKM tersaji meriah di Gili Air, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang.


Festival yang telah masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025 ini menampilkan kesenian khas Lombok Utara, mulai dari presean, gendang beleq, rudat, tawaq-tawaq, hingga tarian tradisional.


Ketua Panitia sekaligus Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Lombok Utara, Harun Zaenudin, menyebut penyelenggaraan tahun ini semakin lengkap dengan pameran UMKM serta ritual budaya masyarakat Gili.


"Pada 18 Agustus kita buka dengan pertunjukan seni di malam hari, dilanjutkan pameran UMKM. Hari ini, 20 Agustus, menjadi puncak acara dengan Larung Sesaji, tradisi tahunan yang dipimpin tokoh adat Gili Air,” kata Harun.


Harun menuturkan, puncak acara ditandai Larung Sesaji Mandi Safar Rabo Bontong, sebuah tradisi turun-temurun yang dipercaya masyarakat sebagai ritual tolak bala.


“Usai doa adat, masyarakat bersama tamu undangan menuju pantai untuk mandi bersama,” terangnya.


Selain itu, kata Harun, Festival ini juga mengampanyekan zero waste, seluruh hidangan disajikan tanpa plastik sekali pakai. Air minum pun disediakan menggunakan galon, ceret, dan gelas agar ramah lingkungan.


Ditempat yang sama, Wakil Bupati Lombok Utara, Kusmalahadi Syamsuri, yang hadir dalam acara itu menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak, mulai dari Dinas Pariwisata, BPPD, hingga masyarakat Desa Gili Indah.


“Gili Festival Mandi Safar ini sudah masuk kalender Kharisma Event Nusantara, artinya sudah menjadi event nasional yang patut kita syukuri. Ke depan, pelaksanaannya akan digilir di tiga gili: Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan,” ujar Kusmalahadi.


Menurutnya, tradisi ini bukan sekadar seremoni, melainkan sarat doa dan permohonan keberkahan bagi masyarakat Lombok Utara.


Hal senada disampaikan Anggota DPRD Lombok Utara sekaligus warga Gili Indah, H.M. Taufik. Ia menilai festival ini telah menghidupkan pariwisata sekaligus UMKM lokal.


“Wisata tidak bisa dipisahkan dari UMKM dan budaya. Keduanya menjadi daya tarik utama di Gili Festival,” kata Taufik.


Sementara itu, Kabiro SDM dan Organisasi Kementerian Pariwisata RI, Antonio Wasono Imam Prakoso, menegaskan bahwa terpilihnya Gili Festival ke dalam 110 KEN 2025 merupakan prestasi besar bagi Lombok Utara.


“Ini pengakuan nasional atas kekayaan budaya dan potensi ekonomi lokal Lombok Utara. Festival ini memadukan tradisi, seni, dan konservasi dengan latar keindahan Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan,” ungkap Antonio.


Ia berharap Gili Festival terus berkembang menjadi magnet wisata unggulan, tidak hanya untuk wisatawan nusantara tetapi juga mancanegara.(tri/daily) 

Terkini