Iklan

Redaksi Daily Lombok
, Mei 24, 2025 WIB
Last Updated 2025-06-10T09:27:56Z
LingkunganNasionalPariwisata

Upaya Entaskan Sampah Plastik, DLH KLU Observasi Alat Pengurai di Bandung | Daily Lombok

Kunjungan kerja Pemda KLU ke Bandung perihal pengentasan sampah

Daily Lombok Utara - Persoalan sampah terutama sampah plastik kian menjadi momok di masyarakat, minimnya kesadaran, infrastruktur dan teknologi pengolahan sampah masih menjadi pekerjaan rumah berkelanjutan bagi pemerintah. Berupaya mengentaskan persoalan sampah tersebut, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lombok Utara (KLU) melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bersama Badan Perencanaan Pembangun Daerah (Bappeda) melakukan peninjauan ke Bandung, Jawa Barat, guna melihat secara langsung terkait alat pengurai sampah Incinerator. 


"Kami berangkat ke sana sekitar lima orang dari Dinas (LH), UPTD Persampahan, Bappeda, dan tenaga ahli," kata Kepala Bidang Persampahan, B3, dan Peningkatan Kapasitas Dinas LH KLU Samsul Rizal, Jumat (23/5/2025).


Menurut Samsul, incinerator tersebut dinilai cukup sesuai dengan kebutuhan persampahan di Lombok Utara. Di Bandung, alat tersebut dioperasikan di bekas TPS 3R yang terbengkalai, sementara itu di Lombok Utara cukup banyak TPS 3R yang tidak beroperasi.


"Dari 18 TPS 3R yang kita punya, 11 di antaranya beroperasi namun itu pun hanya tahap pemilahan, bukan pengolahan. Jadi kalau Incinerator ini ada di KLU saya pikir tepat berhubung banyak TPS 3R yang bisa kita gunakan," tambahnya.


Menurut Samsul, alat yang ditemukan Prof Zainal Asikin, Akademisi ITB tersebut rencananya akan digunakan oleh Pemda KLU, namun masih perlu melakukan kajian yang lebih komprehensif terkait dengan kesesuaian alat tersebut dengan kondisi sampah Lombok Utara.


"Prof Asikin bilang, nanti dia akan lihat-lihat dulu ke Lombok Utara, sehingga alat yang dibuatnya nanti bisa disesuaikan dengan karakter sampah di KLU," terangnya.


Menurut Samsul, untuk pilot project KLU membutuhkan dua alat dengan kapasitas 20 ton, lantaran volume sampah di KLU mencapai 40 hingga 45 ton. Namun, pemda mesti menghitung-hitung anggaran terlebih dahulu, lantaran estimasi harga alat tersebut mencapai Rp 10 miliar untuk kapasitas 20 ton.


"Rencananya kami ingin dua alat, namun setelah berkoordinasi dengan Bappeda, mungkin untuk tahun ini kami bisa datangkan satu alat saja," tambahnya.(tri/daily)

Terkini