Iklan

Redaksi Daily Lombok
, April 21, 2025 WIB
Last Updated 2025-04-21T15:21:12Z
HukrimLingkunganNasionalPariwisataPendidikanPolitik

Deki Zulkarnaen, Jurnalis Muda KLU Terpilih Bawa Nama Indonesia di Forum Internasional | Daily Lombok

Deki Zulkarnaen di forum Internasional FLA

Daily Lombok Utara,  – Deki Zulkarnaen, putra asli Lombok Utara yang juga seorang jurnalis ini terpilih sebagai salah satu dari dua delegasi Indonesia yang akan berpartisipasi dalam Konferensi Internasional Future Leader Assembly (FLA) Indonesia 2025, yang digelar di Bali 11-14 April. Konferensi Kepemudaan ini diselenggarakan oleh Ecovay-Global Outreach, sebuah lembaga internasional berbasis di Inggris.


FLA adalah sebuah konferensi global yang mempertemukan para pemuda terpilih dari berbagai negara untuk membahas ide, kolaborasi, dan solusi terhadap isu-isu global dengan pendekatan keberlanjutan (sustainability). Program ini digagas oleh Ecovay-Global Outreach, sebuah lembaga asal Inggris yang sudah lama concern pada pengembangan kapasitas pemuda dan kerja-kerja sosial lintas negara.


Tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah melalui penyelenggaraan konferensi di Bali, dan Deki menjadi salah satu dari dua perwakilan Indonesia yang berhasil lolos seleksi dan meraih pembiayaan penuh (fully funded) untuk hadir sebagai International delegate.


“Waktu awal daftar, saya cuma berharap dapat kesempatan belajar dan bertemu banyak orang hebat. Bahkan saya sempat berpikir, kalaupun hanya dapat pendanaan parsial, itu pun sudah cukup. Tapi ternyata, saya justru dipilih sebagai delegasi dengan fully funded. Dari Indonesia ada dua yang terpilih,” cerita Deki yang juga seorang jurnalis dan tutor bahasa ini. 


Namun, apa yang membuat perjalanan Deki istimewa bukan sekadar keberhasilannya lolos seleksi. Tapi misi yang ia bawa: mengangkat suara komunitasnya, memperkenalkan Lombok, dan menyuarakan isu-isu yang selama ini nyaris tak terdengar di forum global.


Sebagai putra daerah yang tumbuh besar di tengah geliat pariwisata dan komunitas yang majemuk bersama tantangannya, Deki membawa topik Literasi Media dan Digital, serta isu-isu seputar peran agen pariwisata lokal di Lombok. Baginya, di era serba digital seperti sekarang, kemampuan masyarakat — khususnya pemuda — dalam memilah informasi, membangun narasi positif, dan mempromosikan daerahnya secara kreatif, adalah hal yang sangat krusial.


“Selama ini, banyak potensi daerah yang tidak terekspos karena kurangnya pemahaman tentang media digital. Bahkan agen-agen pariwisata kita pun banyak yang belum melek teknologi, padahal itu kunci untuk memperluas jangkauan pasar wisata kita,” jelasnya.


Di konferensi, Deki tidak hanya menyampaikan ide-idenya, tapi juga bertemu dengan pemuda-pemuda luar biasa dari 19 negara lainnya, seperti Armenia, Jerman, Kamboja, Vietnam, Thailand, Afrika Selatan, Gambia, Ghana, Sudan, Malaysia, Pakistan, New Zealand, India, Philipina, dan lainnya. Mereka datang dengan latar belakang berbeda, mulai dari pegiat lingkungan, pengembang teknologi, aktivis pendidikan, hingga penggerak budaya. Di tengah perbedaan itu, Deki menemukan satu benang merah: semangat untuk membuat dunia lebih baik, dimulai dari komunitas masing-masing.


Lebih dari sekadar ajang berbagi gagasan, FLA menjadi ruang pertemuan lintas budaya, kolaborasi lintas batas, dan terutama, tempat bagi para pemuda untuk saling menginspirasi dan saling belajar. Deki mengaku, setiap diskusi yang ia ikuti membuka matanya lebih lebar terhadap berbagai tantangan global dan bagaimana peran pemuda sangat vital dalam menjawabnya.


Yang membanggakan, dalam setiap sesi presentasinya, Deki selalu menyelipkan kisah tentang Lombok — bukan hanya pantainya yang memesona atau Gunung Rinjani yang megah, tetapi juga kekayaan budaya, kekuatan komunitas, dan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh masyarakatnya.


“Saya ingin dunia tahu bahwa Lombok bukan hanya destinasi wisata. Di balik keindahan alamnya, ada pemuda-pemuda kreatif, masyarakat tangguh, dan cerita-cerita inspiratif yang layak dikenal dunia,” katanya.


Future Leader Assembly ini diadakan setiap tahun. FLA selanjutnya akan diselenggarakan kembali di Maroko. 


Perjalanan Deki adalah bukti bahwa pemuda dari daerah pun bisa mendunia, asalkan punya semangat, visi, dan keberanian untuk mencoba. Di tengah arus globalisasi, ia berdiri sebagai simbol harapan — bahwa perubahan besar sering kali dimulai dari sudut kecil dunia yang tak banyak dilirik. (tri/daily)

Terkini