Iklan

, Mei 28, 2024 WIB
Last Updated 2024-05-29T06:01:50Z
EkonomiLingkunganNasionalPariwisata

Antisipasi Kekeringan PDAM KLU Siapkan Air Baku Cadangan | Daily Lombok

Ilustrasi sungai sebagai sumber air

Daily Lombok Utara – Belajar dari musim kering pada tahun sebelumnya (2023) yang berdampak cukup signifikan terhadap berkurangnya air bersih yang didistribusikan ke pelanggan, Perusahaan Umum Daerah (Permda) Air Minum Amerta Dayan Gunung Kabupaten Lombok Utara (KLU) atau PDAM KLU tengah berupaya mempersiapkan air baku cadangan. Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama PDAM KLU Firmansyah, Senin (27/5/2024). 


“Kita tidak akan tahu seperti apa nantinya dampak kekeringan ini. Sementara, kita telah berupaya melakukan langkah-langkah konservasi itu untuk jangka panjang. Untuk jangka pendek kita akan menyiapkan air baku cadangan,” ujarnya. 


Lombok Utara, memang telah menjadi daerah yang dapat dikatakan langganan dampak kekeringan. Bagaimana tidak, menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KLU Tahun 2022 sejumlah 43 titik telah menjadi wilayah regular terjadinya kekeringan di KLU setiap tahunnya. Oleh sebab itu, perlu dilakukan langkah-langkah antisipatif untuk menyelesaikan persoalan tersebut.  


PDAM KLU menyatakan saat inin pihaknya telah memiliki mesin pengolahan sehingga mempermudah untuk memproduksi air baku cadangan. Sebelumnya, PDAM KLU menggunakan air lokoq Segara sebagai sumber air baku cadangan. 


“Sebelumnya, kita pakai air dari lokoq Segara sebagai alternative, itu pun tidak bisa kita gunakan secara penuh atau terbatas. Tapi sekarang kita sudah punya mesin pengolahan jadi lebih mudah,” kata Firman. 


Direktur Utama PDAM Amerta Dayan Gunung Firmansyah

Firman menyatakan, manfaat baik dari pelebaran jalan nasional yang dilakukan pemerintah salah satunya memungkinkan PDAM KLU untuk mengatur ulang pola jaringan distribusi. Saat ini, PDAM KLU telah merapikan jaringan distribusi airnya.  Dahulu pipa jaringan terpusat sehingga ketika ada masalah di satu titik semua bisa terdampak. Sementara, saat ini sudah terbagi setiap kecamatan. 


“Kalau dahulu, kekeringan di Tanjung misalnya, itu dapat mengganggu ke wilayah Pemenang. Tapi kalua sekarang tidak, jaringan pipanya sudah terpisah,” jelasnya. 


Menurut Asisten Manajer Transmisi dan Distribusi PDAM KLU Sakaki, dengan terpisahnya sistem jaringan distribusi ini jika di salah satu wilayah mengalami kekeringan dan di wilayah lain mengalami surplus air, air dapat didistribusikan ke wilayah yang kekeringan. Ini diyakini dapat menstabilkan produksi air PDAM. 


“Ini kalua sebagian surplus, bisa dialirkan ke wilayah yang kekurangan. Itu kemudahannya sekarang dengan jaringan distribusi yang sudah teratur,” ungkap Sakaki. (tri/daily)

Terkini