Iklan

, Maret 11, 2024 WIB
Last Updated 2024-03-10T16:13:12Z
EkonomiLingkunganNasionalPariwisata

Ketua DPRD KLU: Petani Anggur Butuh Perhatian Pemda | Daily Lombok

Ketua DPRD KLU Artadi, saat mengunjungi perkebunan anggur di desa Bentek

Daily Lombok Utara - Menilik geliat petani anggur yang kian merebak di Kabupaten Lombok Utara (KLU) Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DRPD) KLU Artadi angkat bicara. Ia mengatakan, anggur merupakan komoditas bagus di KLU, kendati belum lama, produksi anggur di KLU juga dikenal dengan kualitas buahnya yang manis. 


"Selain kurma, anggur kita di sini juga bagus, sekarang saya lihat di berbagai sudut masyarakat kita banyak menanam anggur entah skala rumah tangga maupun skala pertanian," ujar Artadi, saat mengunjungi salah satu kebun anggur di desa Bentek, Minggu (10/3/2024). 


Artadi menegaskan, pemerintah daerah hendaknya mulai menaruh perhatian lebih pada potensi pertanian anggur di KLU. Pasalnya, hingga saat ini belum ada petani yang mampu menyediakan buah anggur dalam skala produksi industri. Rata-rata, pemilik perkebunan anggur di KLU habis menjual anggurnya di masyarakat setempat saja dengan tajuk wisata petik anggur. 


"Ini saatnya pemerintah memperhatikan mereka, entah dari sektor anggaran dan bantuan dalam bentuk yang lain. Memang kalau kita lihat ada beberapa hal yang cukup mahal dalam bertani anggur misalnya seperti para-para, itu yang mestinya pemerintah berikan stimulan," tegasnya. 


Pemilik kebun anggur Aqmar NB Grape di desa Bentek, Gangga, Jemi Bahari mengungkapkan, potensi anggur di Lombok Utara cukup besar. Selama dua tahun ia bertani anggur, ia mendapatkan keuntungan yang cukup besar meski hanya memiliki lahan seluas delapan are. 


Artadi memetik anggur di Aqmar NB Grape

"Penghasilannya lumayan besar, saya hanya menjual Rp 50 ribu sampai Rp 80 ribu per kilogram untuk buah, tapi saya juga dapat penghasilan dari penjualan bibit," ungkap Jemi. 


Ia menyatakan, selama ini belum pernah mendapatkan bantuan pemerintah dalam mengelola kebun anggurnya. Kendati demikian, ia telah berhasil mengembangkan sekitar 60 jenis anggur import di kebun kecilnya. 


"Selama ini memang pakai biaya sendiri semuanya. Alhamdulillah ada 60 jenis yang sudah kita kembangkan di sini, dan itu semua valid, mulai dari yang jenis sultan seperti Moondrop, Halloween, dan Tamaki, dan masih banyak yang lainnya," kata pria berusia 36 tahun itu. 


Ia berharap, dengan adanya bantuan dari pemerintah nantinya di Lombok Utara dapat didirikan perkebunan anggur dengan skala produksi industri sebagai salah satu komoditas unggulan di bumi Dayan Gunung (sebutan lokal Lombok Utara). (tri/daily)


Terkini