Dirut PDAM KLU Firmansyah (kiri) menerima kunjungan Remaja Menggala |
Daily Lombok Utara - Puluhan remaja asal Desa Menggala, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara (KLU) silaturahmi ke kantor Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Amerta Dayan Gunung KLU, guna meminta penjelasan terkait kondisi air bersih yang kian kritis di wilayah Lombok Utara, khususnya Desa Menggala. Puluhan remaja tersebut disambut oleh Direktur PDAM KLU Firmansyah di aula kantor PDAM KLU, Jumat (24/11/2023).
Ketua Remaja Muhammad Sulton mempertanyakan kondisi air yang menjadi persoalan masyarakat Menggala empat bulan terakhir. Ia dan puluhan remaja lainnya melakukan diskusi dengan pihak PDAM KLU guna menemukan solusi untuk persoalan kekeringan tersebut.
"Kami ingin memastikan, seperti apa sebenarnya kondisi air kita, khususnya di desa kami. Karena sudah empat bulan kami kesulitan air bersih," ujar Sulton.
Selain itu, pihak remaja juga mempertanyakan kepada pihak PDAM KLU terkait solusi jangka panjang yang dibutuhkan. Pasalnya masyarakat tidak ingin persoalan air ini terselesaikan tanpa solusi jangka panjang.
"Lalu apa yang bisa kita lakukan, agar ketika kondisi ini terulang beberapa tahun lagi kita tidak kesusahan seperti ini," tanya Sulton mewakili pihaknya.
Menjawab hal tersebut, Direktur PDAM KLU Firmansyah menyatakan, kondisi kekeringan yang dialami masyarakat KLU saat ini, bukan hanya kondisi krisis lokal melainkan telah menjadi permasalahan skala nasional. Kekeringan banyak terjadi juga di beberapa daerah di Indonesia. Hal ini diduga diakibatkan adanya fenomena elnino.
Ia juga menuturkan, kondisi alam di KLU juga mengalami banyak kerusakan, banyak hutan yang gundul dan sumber-sumber air menjadi mengering. Debet air di sumber pun kian kritis. Menurutnya, pelestarian alam merupakan hal yang mutlak untuk dilakukan, agar ke depan tidak lagi kekeringan berdampak ekstrim bagi masyarakat.
"Ini bukan hanya di sini, semua sekarang sedang kekeringan. Tidak lain ini akibat alam kita juga yang sudah gundul, sumber mata air juga mengalami penurunan debet yang drastis," terang Firman.
Untuk kekeringan di Menggala, Dirut PDAM KLU ini juga menjelaskan telah menempuh berbagai cara, penanganan jangka pendek dan cepat yang dilakukan adalah dengan mensuplay air menggunakan mobil tangki. Hal ini, telah rutin dilakukan pihak PDAM KLU.
Suasana hearing |
Di samping itu, Bupati Lombok Utara dan PDAM KLU juga pernah bersurat ke BWS untuk memanfaatkan sumur bor milik BWS yang ada di Desa Menggala. Hingga saat ini hal itu belum berhasil.
"Kami sudah berupaya bersurat, bahkan pak bupati juga bersurat untuk memanfaatkan sumur bor itu, tapi sampai saat ini kami belum mendapat tanggapan jelas dari BWS," katanya.
Selain itu, PDAM KLU akan segera mengambil inisiatif untuk melakukan tindakan dengan menggunakan mesin pendorong atau pompa booster. Hal ini menurutnya hal yang paling rasional untuk dilakukan, lantaran air tidak bisa sampai jika mengandalkan gravitasi saja, pasalnya debetnya terlalu minim.
"Mesin pompa booster ini tidak bisa kita aktifkan 24 jam, akan memakan biaya operasional yang besar. Mungkin nanti kita tentukan rentan waktu aktivasinya, tapi sebelum itu, kita imbau masyarakat untuk siap-siap menampung, agar tidak ada yang ketinggalan," terangnya.
Menurut Firman, untuk empat bulan terakhir mulai September hingga Desember 2024 denda penunggakan akan diputihkan, pelanggan hanya diwajibkan membayar iuran beban pokok saja.
Diskusi antara PDAM KLU dengan remaja Menggala berlangsung sekitar dua jam dengan fokus pada pemecahan masalah jangka pendek dan pemaparan rencana jangka panjang. Diskusi pun berjalan dengan santai dengan beberapa solusi yang telah disepakati. Hadir perwakilan Polres Lotara, serta Kapolsek Tanjung dalam diskusi tersebut.(tri/daily)